Haluan

Detik-detik menjelang 6 Oktober 2013 (11.43 PM)

Sikuning bundar berisi udara itu mengangguk tersenyum kepadaku setelah seharian ia diterbangkan oleh angin, Ia memberikan kesenangan tersendiri bagi siapapun jiwa polos yang memilikinya atau bahkan melihatnya saja. Namun tidak bagiku. Sekarang. Namun dulu juga demikian, tapi buka itu yang ingin disampaikan penaku dipertengahan malam dalam serangan kantuk yang tiada ampun. Ini hanya sekedar ambisiku… Disaat aku mengubah arah perahu kertasku bergayuhkan pena menuju kesebuah pulau harapanku..

Saat kumengubah arah hidupku disaat itu pula hidupku mulai keluar dari segala zona yang menjebak, saya sering teringat mantra yang seseorang (bukan dukun:D) sugestikan padaku waktu resmi menjadi mahasiswa baru “Keluarlah dari zona nyamanmu” sampai saat ini mantra itu masih sering kugunakan untuk melawan sihir-sihir jahat yang sering dilemparkan padaku melalui bisikan-bisikan terkutuk. Tapi jujur sekarang rasanya mantra itu tidak sesakti dulu lagi, entah karena telah tergilas oleh zaman, tersalip oleh mantra2 yang baru, atau kekuatan sihir yang akhir-akhir ini menyerangku semakin kuat?.Yahh..kira-kira itulah sederet alasan yang saya cukup sedikt kurang rasional :p . Namun faktor lain yang sangat tidak rasional adalah ketika mantra itu keluar dari lisan yang tak tersetujui oleh setiap persedian perasaanku, yahh hanya perasaan. Tak usah dirisaukan karena perasaan hanyalah sebuah perasaan yang harus dikendalikan bukan untuk mengendalikan atau memperbudak si empunya perasaan…

Arah hidupku yang telah berlayar melawan ombak kehidupan membuatku semakin yakin dan sadar bahwa kutemukan diriku yang sebenarnya. Setelah dulu aku bagai seekor plankton yang bergerak mengikuti aliran air kehidupan, seperti ilalang yang dipermainkan oleh hembusan angin kehidupan, namun itu dulu setelah aku belum menemukan setitik cahaya yang akan menemaniku melewati labirin kehidupan yang tak bercahaya hingga kutemukan apa tujuan hidupku, yakni Ridhomu ya Allah dengan tempat untuk bersua denganMu dan kekasihMu dan para sahabat seperjuangan yang telah aku ikuti jejaknya saat ini. Yah, sekarang ini kumantapkan hatiku untuk menjadi seorang muslimah sejati yang tidak hanya mengenal fashion dan aktivitas memburamkan dunia islam lainnya. Aku sebut diriku sebagai kunang-kunang bercahaya matahari, namun matahari yang menerangi hati setiap insane untuk melakukan perubahan dimuka bumi dengan menerapkan agama Allah disegala persedian kehidupan, bukan hanya sekedar ritual semata. Pengemban Dakwah, begitulah para aktivis dakwah menggelarkan dirinya…

Aku baru merasakan lezatnya menjadi seorang aktivis dakwah, dimana setelah berjuang menyampaikan dan mengajak kepada kebenaran disamping itu kepribadian kita pun harus sesuai dengan apa yang kita dakwahi, dengan menyantap beberapa ilmu islam sebagai asupan untuk dakwah namun rasa kenyang itu tak pernah menghampiri, maka dari itu belajar dan terus belajar … tapi dibalik itu puing-puing ketakwaan selalu bertambah dengan dakwah sebagai tiket untuk melewati pintu untuk memasuki Surga-Mu.. Tak bermaksud sombong atau sejenisnya namun saya hanya ingin mengungkapkan kenikmatan tersendiri sebagai seorang pengemban dakwah agar tak ada yang ragu untuk menjadi seorang pengemban dakwah, karena sesungguhnya kewajiban untuk menyampaikan kebenaran bukan hanya mereka para penasehat agama, ustadz/ah but seluruh manusia yang mengakui Muhammad SAW sebagai rasulnya, Al-Quran sebagai pedomannya, Islam sebagai kepercayaannya dan yang paling utama Allah SWT adalah Tuhannya….

Ingat.. kalo hukumnya wajib, berdosa kalo gak dikerjakan 

Ibaratkan sebuah rumah, untuk memasukinya kita harus melewati taman/halamannya dulu sebelum memasukinya, sama halnya dengan Surga untuk memasukinya sempatkanlah diri anda untuk mampir ditaman-taman surga yakni majelis ilmu. Menuntut ilmu islam, bergabung dengan kelompok yang memperjuangkan agama Allah untuk memperkuat barisan dakwah untuk menghancurkan pemikiran-pemikiran yang mendustakan agama Allah…

Yukk Belajar Islam

Leave a comment